Assalamu'alaikum wr. wb. Sahabat Traveller
Saya memang belum menjadi traveller sejati, hanya
sekedar ala ala macam anak kekinian yang jalan jalannya menunggu ada waktu libur, ada tujuan dan tentunya ada sisa Uang saku.hehehe Kali ini Saya ingin menceritakan perjalanan
yang #sekalianmudik atau mudik sekalian jalan jalan. Ditemani Adik Ganteng yang baik hati jadi irit pakai banget jalan jalananya.hahaha
Adem, Sejuk, Indah dan mempesona...
Mungkin itu beberapa kata yang dapat digunakan untuk menggambarkan tentang
tempat wisata ini, yupsss sebut saja Telaga Sarangan. Telaga ini terletak di
kaki Gunung Lawu ( ketahuan kan kalau saya anak gunung #lahirdikakigunung hahaha
), tepatnya di Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan Jawa
Timur. Telaga ini memiliki Luas kurang lebih sekitar 30 hektar dan memiliki
kedalaman sekitar 30 meter. Lokasi yang tak jauh dari Pusat Kota Magetan
sehingga mudah sekali untuk ditempuh, meski begitu kawasan di telaga Sarangan
selalu tertutup kabut dan memiliki hawa sejuk dengan suhu 18-23 derajat Celcius.
Oiya sebelum bercerita ada apa saja di
Telaga Sarangan. Yuk Aku ceritain Legenda Asal Mula Telaga Sarangan. Dulu saat
masih duduk di Bangku SD, kebetulan Saya bersekolah di kawasan Kabupaten
Magetan sehingga lebih mengenal sejarah yang berkaitan dengan kota ini ( di
Ngawi numpang Lahir aja hehehe). Dulu kami diwajibkan membaca buku legenda
tentang asal mula Telaga Sarangan. Kalau tidak salah begini ceritanya.hehehe
Pada dahulu kala tinggalah sepasang Suami Istri di hutan, yairu Kyai Pasir dan Nyai Pasir. Di suatu hari Kyai Pasir pergi ke hutan dengan maksud bertanam sesuatu di ladang mereka sebagai mata pencaharian untuk hidup sehari hari. Oleh karena ladang yang akan ditanami banyak pohon pohon besar, Kyai Pasir terlebih dahulu menebang beberapa pohon besar itu satu demi satu. Tiba-tiba Kyai Pasir terkejut karena mengetahui sebutir telur ayam terletak di bawah salah sebuah pohon yang hendak ditebangnya. Diamat-amatinya telur itu sejenak sambil bertanya di dalam hatinya, telur apa gerangan yang ditemukan itu. Padahal di sekitarnya tidak tampak binatang unggas seekorpun yang biasa bertelur. Tidak berpikir panjang lagi, Kyai Pasir segera pulang membwa telur itu dan diberikan kepada isterinya.
Sesampainya di rumah Kyai Pasir menceritakan ke Nyai Pasir awal pertamanya menemukan telur itu, sampai dia bawa pulang. Kemudian Sepasang
Suami Istri tersebut sepakat telur temuan itu direbus. Setelah masak, separo
telur masak tadi oleh Nyai Pasir diberikan ke suaminya. Dimakannya telur itu
oleh Kyai Pasir dengan lahapnya. Kemudian Kyai Pasir berangkat lagi
keladang untuk meneruskan pekerjaan menebang pohon dan bertanam. Dalam
perjalanan kembali ke ladang, Kyai Pasir masih merasakan nikmat telur yang baru
saja dimakannya. Namun setelah tiba di ladang, badannya terasa panas, kaku
serta sakit sekali. Mata berkunang-kunang, keringat dingin keluar membasahi
seluruh tubuhnya. Derita ini datangnya secara tiba-tiba, sehingga Kyai Pasir
tidak mampu menahan sakit itu dan akhirnya rebah ke tanah. Kyai Pasir sangat
kebingungan sebab sekujur badannya kaku dan sakit bukan kepalang. Dalam keadaan
yang sangat kritis ini Kyai Pasir berguling-guling di tanah, berguling kesana
kemari dengan dahsyatnya. Gaib menimpa Kyai Pasir. Tiba-tiba badanya berubah
wujud menjadi ular naga yang besar, bersungut, berjampang sangat menakutkan.
Ular Naga itu berguling kesana kemari tanpa henti-hentinya.
Dan begitu pula dengan Nyai Pasir yang tinggal di rumah dan juga makan separo dari telur yang direbus tadi, dengan tiba-tiba mengalami nasib sama sebagaimana yang dialami Kyai Pasir. Sekujur badannya menjadi sakit, kaku dan panas bukan main. Nyai Pasir menjadi kebingungan, lari kesana kemari, tidak karuan apa yang dilakukan. Karena derita yang disandang ini akhirnya Nyai Pasir
lari ke ladang bermaksud menemui suaminya untuk minta pertolongan. Tetapi apa
yang dijuumpai. Bukannya Kyai Pasir, melainkan seekor ular naga yang besar
sekali dan menakutkan. Melihat ular naga yang besar itu Nyai Pasir terkejut dan
takut bukan kepalang. Tetapi karena sakit yang disandangnya semakin parah, Nyai
Pasir tidak mampu lagi bertahan dan rebahlah ke tanah. Nyai Pasir mangalami
nasib gaib yang sama seperti yang dialami suaminya. Demikian ia rebah ke tanah,
badannya berubah wujud menjadi seekor ular naga yang besar, bersungut,
berjampang, giginya panjang dan runcing sangat mengerikan. Kedua naga itu
akhirnya berguling-guling kesana kemari, bergeliat-geliat di tanah ladang itu,
menyebabkan tanah tempat kedua naga berguling-guling itu menjadi berserakan dan
bercekung-cekung seperti dikeduk-keduk. Cekungan itu makin lama makin luas dan
dalam, sementara kedua naga besar itu juga semakin dahsyat pula
berguling-guling dan tiba-tiba dari dalam cekungan tanah yang dalam serta luas
itu menyembur air yang besar memancar kemana-mana. Dalam waktu sekejap saja,
cekungan itu sudah penuh dengan air dan ladang Kyai Pasir berubah wujud mejadi
kolam besar yang disebut Telaga.
Pada dahulu kala tinggalah sepasang Suami Istri di hutan, yairu Kyai Pasir dan Nyai Pasir. Di suatu hari Kyai Pasir pergi ke hutan dengan maksud bertanam sesuatu di ladang mereka sebagai mata pencaharian untuk hidup sehari hari. Oleh karena ladang yang akan ditanami banyak pohon pohon besar, Kyai Pasir terlebih dahulu menebang beberapa pohon besar itu satu demi satu. Tiba-tiba Kyai Pasir terkejut karena mengetahui sebutir telur ayam terletak di bawah salah sebuah pohon yang hendak ditebangnya. Diamat-amatinya telur itu sejenak sambil bertanya di dalam hatinya, telur apa gerangan yang ditemukan itu. Padahal di sekitarnya tidak tampak binatang unggas seekorpun yang biasa bertelur. Tidak berpikir panjang lagi, Kyai Pasir segera pulang membwa telur itu dan diberikan kepada isterinya.
Sesampainya di rumah Kyai Pasir menceritakan ke Nyai Pasir awal pertamanya menemukan telur itu, sampai dia bawa pulang.
Dan begitu pula dengan Nyai Pasir yang tinggal di rumah dan juga makan separo dari telur yang direbus tadi, dengan tiba-tiba mengalami nasib sama sebagaimana yang dialami Kyai Pasir. Sekujur badannya menjadi sakit, kaku dan panas bukan main. Nyai Pasir menjadi kebingungan, lari kesana kemari, tidak karuan apa yang dilakukan.
Nah itu merupakan asal mula Telaga Sarangan, dan mari kita Lanjutkan bercerita ada apa saja ya di tempat wisata ini. Hemmmm banyak lochhhh hehehe Wisata di TelagaSarangan
- Air Terjun Tirtosari
- Wisata Kuliner Sate Kelinci
Nah Bagi Kuliners yang senang
berkulineran apalagi yang murah meriah dan mengenyangkan. Di telaga Sarangn ini makanan yang sangat terkenal adalah Sate
Kelinci, mungkin sebagai makanan khas sehingga sepanjang jalan di sekitar
telaga akan banyak yang menawarkan makanan ini. 1 porsi Sate lengkap dengan
lontong hanya di jual dengan harga Rp 10.000. Tetapi bagi teman teman yang
kurang suka ada menu pilihan lain, seperti sate Ayam, sate Kambing, bakso dan mie ayam dengan harga yang tentunya terjangkau.
- Wisata Belanja
Bagi Cewe cewe yang
suka belanja, disini juga banyak yang menjual souvenir souvenir Gelang, Tas, Kaos Santai yang menjadi
icon “Telaga Sarangan” bahkan berbagai produk anyaman, Kulit yang menjadi khas
Kota Magetan juga tersedia dengan harga yang murmer.
- Wisata Air di Telaga Sarangan
Teman teman yang mungkin jenuh atau ingin mengelilingi telaga, disediakan juga Perahu / Speed Boat. Bisa beramai ramai maks 4 orang per Speed Boat. Atau ambil paket 1 Rombongan, biasanya akan mendapat harga lebih ringan
Sekilas Info :
- Dalam perjalanan ke Telaga Sarangan ( dari Kota Magetan ) teman teman akan melewati telaga Wurung di sebelah kiri Jalan. Telaga ini juga sebagai tempat wisata apalagi yang gemar memancing. Tetapi Konon kata warga disana bagi Sepasang Kekasih yang belum menikah jika melewati jalan ini akan gagal menikah ( karena kata wurung = belum / gagal ). Entah mitos atau apa, saya hanya mendengar cerita dari warga.
- Rincian Tiket di Telaga Sarangan
- Tiket Dewasa Rp 7.500
- Tiker Anak-anak Rp 5.000 ( kalau tidak salah ada yang Rp 10.000 )
*saat kesana nggak bayar hehehe
- Tiket Motor Rp 2.500
- Tiket Mobil Rp 5.000
- Tiket Parkir Motor Rp 1.000
- Tiket Parkir Mobil Rp 1.500
- Naik Kuda Rp 50.000,-/orang satu kali putaran
- Naik Speed Boat Rp 60.000,-/orang satu kali putaran
*harga dapat berubah sesuai dengan ketentuan dan waktu*
Sekian Cerita dari Perjalanan kali ini...Happy Blogging ^^
# Sebagian cerita Saya ambil dari http://sclm17.blogspot.co.id/ untuk menjelaskan tentang asal usul Telaga Sarangan #
*harga dapat berubah sesuai dengan ketentuan dan waktu*
Sekian Cerita dari Perjalanan kali ini...Happy Blogging ^^
# Sebagian cerita Saya ambil dari http://sclm17.blogspot.co.id/ untuk menjelaskan tentang asal usul Telaga Sarangan #
Telaga Wurung |
0 komentar:
Posting Komentar